Education is Not Everythhing

Kita pernah duduk di bangku pendidikan, mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Namun, ada beberapa rekan kita yang tidak mampu melanjutkan pendi­dikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kemudian muncul berbagai persepsi dari masyarakat bahwa mereka yang tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi akan selamanya menjadi orang yang gagal. Maka tidak heran, banyak orangtua sebisa mungkin akan memberikan pendidikan terbaik bagi anak­anaknya.

Saya pikir sesuatu yang sangat wajar dan baik jika orangtua begitu perhatian akan pendidikan anak-anaknya. Namun, satu hal yang harus diingat, pendidikan tidak dapat dijadikan satu­-satunya parameter untuk mengukur kesuksesan seseorang.

Pendidikan bukanlah segalanya. Anda tidak dapat menjamin bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi pasti sukses dan mereka yang berpendidikan rendah tidak bisa sukses.

Sudah banyak contoh di masyarakat yang membuktikan bahwa pendidikan tidak bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan. Andrie Wongso, yang dijuluki sebagai Motivator no. 1 di Indonesia, bisa sukses meskipun tidak pernah duduk di bangku kuliah.

Bill Gates juga pernah drop out dari bangku kuliah. Hal ini membuktikan bahwa Anda tidak dapat hanya mengan­dalkan sertifikat maupun ijazah yang Anda dapat di bangku pendidikan.

Saya bukan ingin membuktikan bahwa pendidikan tidak penting, melainkan lebih pada bahwa mereka yang tidak menyelesaikan pendidikannya saja bisa sukses, lalu bagaimana dengan kita yang sudah sekolah tinggi-tinggi, tetapi belum mencapai apa-apa? Melihat kemajuan yang terus berkembang akhir-akhir ini, pendidikan masih dirasa cukup penting, tetapi Anda perlu memiliki value lain selain pendidikan.

Harus disadari betul bahwa hampir 80% pendidikan hanya mengajarkan hard-skill kepada Anda. Anda belajar sesuatu yang bersifat teori dan mengacu pada buku-buku yang ada. Namun, di luar itu semua Anda juga memerlukan sesuatu yang sifatnya soft-skill.

Pelajaran seperti bagaimana berpikir secara kritis, berhubungan dengan orang lain melalui komunikasi yang baik, me-manage orang lain, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, sikap mental yang positif, adalah sebagian contoh yang sangat jarang Anda dapatkan di pendidikan formal. Anda perlu menggali hal tersebut melalui kegiatan-kegiatan di luar pendidikan.

Jika Anda hanya pergi kuliah lalu pulang, mengerjakan tugas, dan begitu seterusnya sampai Anda lulus, Anda hanya mengejar hard-skill dan tidak pernah mendapatkan soft-skill.

Banyak orang yang pandai secara hard-skill terbukti memiliki indeks prestasi yang tinggi, tetapi jika tidak didukung dengan soft-skill, hal itu sia-sia belaka. Pendidikan hanyalah alat untuk memberi Anda pengetahuan dasar di bidang-bidang tertentu. Selebihnya, Anda perlu menggalinya lebih lanjut.

Belajar dari komunitas Anda, belajar dari pengalaman, belajar dari buku dan perjuangan hidup orang sukses, belajar memaksimalkan potensi diri dan membentuk sikap mental yang positif—semua ini merupakan hal-hal lain di luar pendidikan formal yang perlu Anda pelajari.

Apa yang Anda dapatkan dari pendidikan formal adalah sesuatu yang dapat Anda lihat wujudnya seperti nilai, rapor, lembar indeks prestasi, sertifikat. Sedangkan nilai-nilai yang Anda dapatkan dari soft skill sifatnya abstrak, tetapi berpengaruh besar dalam perjalanan menuju kesuksesan.

Sekarang ini banyak perusahaan yang tidak hanya mencari orang yang pintar secara akademik, tapi juga pintar secara kepribadian. Jadi apakah Anda akan tetap mengandalkan ijazah saja? Atau terus mengembangkan soft-skill Anda?

Muk Kuang
Think and Act Like a Winner

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *